IEU-CEPA Diharapkan Dorong Ekspor Indonesia ke Uni Eropa Mulai Semester II/2026

Selasa, 28 Oktober 2025 | 15:37:18 WIB
IEU-CEPA Diharapkan Dorong Ekspor Indonesia ke Uni Eropa Mulai Semester II/2026

JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menargetkan perjanjian IEU—CEPA mulai berjalan optimal pada semester II/2026. Deputi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menyampaikan hal ini dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2025 di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2025.

Perjanjian ini diharapkan mampu mendongkrak kinerja ekspor Indonesia ke Uni Eropa. Beberapa produk unggulan seperti minyak sawit, alas kaki, tekstil, dan ikan akan mendapat akses bebas bea masuk.

Tarif Nol Persen untuk Produk Indonesia

Uni Eropa berkomitmen menghapus 98,61% pos tarif untuk produk Indonesia, mencakup 100% nilai impor dari negara kita. Sebaliknya, Indonesia menghapus 97,75% pos tarif yang mencakup 98,14% nilai impor dari Uni Eropa.

Dengan penghapusan tarif ini, produk Indonesia akan lebih kompetitif di pasar Eropa. Industri tekstil, perikanan, dan alas kaki diprediksi mengalami lonjakan ekspor signifikan.

Pengakuan Keberlanjutan Minyak Sawit

Uni Eropa juga menyatakan kesiapan untuk mengakui keberlanjutan minyak sawit Indonesia. Hal ini penting untuk membuka peluang ekspor lebih luas tanpa hambatan perdagangan berbasis isu lingkungan.

Pengakuan tersebut menegaskan bahwa minyak sawit Indonesia memenuhi standar keberlanjutan global. Dengan demikian, eksportir bisa meningkatkan volume ekspor dan menarik investor yang peduli lingkungan.

Tahapan Implementasi IEU—CEPA

Menurut timeline Kemenko Perekonomian, IEU—CEPA mulai masuk tahap pemeriksaan hukum dan prosedur domestik pada September 2025 hingga kuartal II/2026. Selanjutnya, perjanjian ini direncanakan ditandatangani pada kuartal II atau III/2026 dan memasuki tahap ratifikasi hingga kuartal IV/2026.

Pelaksanaan bertahap ini memberi waktu bagi pelaku usaha untuk menyiapkan produk sesuai standar pasar Eropa. Penyesuaian meliputi kualitas, keamanan produk, keberlanjutan lingkungan, hingga kemasan dan label yang informatif.

Diversifikasi Pasar dan Strategi Ekspor

Ferry menambahkan pemerintah terus memperluas perjanjian kerja sama internasional untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional. Diversifikasi dilakukan dengan membuka akses ke Afrika, Timur Tengah, dan memperkuat kerja sama dalam ASEAN, RCEP, BRICS, dan ICA—CEPA.

Strategi ini memungkinkan Indonesia menghadapi fluktuasi permintaan global. Dengan pasar nontradisional yang stabil, ekspor Indonesia lebih berkelanjutan dan tahan terhadap guncangan ekonomi.

Persiapan Pelaku Usaha

Kementerian Perdagangan mendorong pelaku usaha menyiapkan diri menghadapi implementasi IEU—CEPA. Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, menekankan pentingnya menyesuaikan produk sebelum ratifikasi.

Standar kualitas tinggi, keamanan, keberlanjutan lingkungan, serta kemasan dan label informatif menjadi syarat utama. Hal ini memastikan produk Indonesia diterima di pasar Eropa dan meningkatkan daya saing.

Dampak Ekonomi dan Peluang Investasi

IEU—CEPA diperkirakan memberikan manfaat ekonomi signifikan, setara dengan pengalaman Vietnam dan Singapura. Perjanjian ini tidak hanya memperkuat ekspor tetapi juga meningkatkan investasi dan kemitraan bilateral.

Peluang kerja sama dan investasi baru dapat muncul dari sektor-sektor yang sebelumnya sulit menembus pasar Eropa. Perjanjian ini mendorong pengembangan industri domestik sekaligus memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia.

Dengan IEU—CEPA, produk Indonesia akan lebih kompetitif di Uni Eropa mulai semester II/2026. Pemerintah menargetkan peningkatan ekspor, investasi, dan kemitraan yang lebih luas, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global.

Diversifikasi pasar, pengakuan keberlanjutan, dan penghapusan tarif memberi peluang besar bagi industri nasional. Pelaku usaha yang siap menyesuaikan produk akan meraih manfaat maksimal dari perjanjian ini, mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan hingga masa depan.

Terkini